Kamis, 29 Mei 2014

 

Nama               : SONNU IZQI

NPM               : 26210649

Kelas               : 4EB17

 

Sejarah akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan menggunakan catatan. Zaman dahulu, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana yaitu dicatat pada batu, kulit kayu dsb. Catatan tertua ditemukan di Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga ditemukan di Mesir dan Yunani kuno. Namun pencatatan tersebut belum dilakukan dengan sistematis dan tidak lengkap.

Sejarah membuktikan bahwa Mesir kuno memiliki sejarah akuntansi paling panjang. Ribuan bukti catatan akuntansi dalam kulit kayu (papyri) ditemukan di Mesir lima belas abad yang lalu. Tahun 3200 SM telah dikenal dua macam teknik akuntansi secara simultan yaitu koin dan token. Pemerintah Yunani dan Romawi melakukan pencatatan dengan mencantumkan saldo awal, penerimaan, pembayaran dan saldo akhir.

Praktik akuntansi di Arab ditemukan melalui pencatatan dengan system tata buku berpasangan yang kemudian menjadi dasar akuntansi modern. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan ilmu aritmatika (yang dikembangkan dari persamaan aljabar oleh Al-Jabr) dan penemuan angka nol oleh Al Khawarizmi (logaritma) pada abad ke 9 M. Aljabar atau algebra menjadi dasar persamaan akuntansi. Dari sisi budaya, bangsa Arab telah memiliki administrasi yang cukup maju. Praktik pembukuan telah menggunakan buku besar umum, jurnal umum, buku kas, laporan periodeik dan penutupan buku.

Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul Summa d’ Arithmetica, Geometria, Proportioni et proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya.

Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”

Terlepas dari siapa orang yang pertama kali menemukan double entry bookkeeping system, perkembangan akuntansi semakin pesat. Hal ini sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat ekonomi. Setiap negara mempunyai standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain, karena berbagai faktor: kondisi ekonomi, ideologi ekonomi yang dianut, kondisi politik dan sosial di setiap negara, transaksi antar negara, dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda. Hal ini mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi secara internasional.

Saat ini ada dua standar akuntansi keuangan yang diterima secara internasional, yaitu GAAP Amerika dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional Financial Report Standars (IFRS). IFRS diterbitkan oleh organisasi International Accounting Standard Board (IASB). Perusahaan asing yang terdaftar di bursa saham Amerika di wajibkan untuk menyesuaikan laporan keuangan GAAP Amerika. Sedangkan perusahaan yang terdaftar di pasar modal Eropa diwajibkan menggunakan IFRS. Mengingat pentingnya penggunaan standar akuntansi secara internasional dan untuk mengurangi pembuatan laporan keuangan ganda apabila perusahaan mendaftarkan sahamnya pada kedua benua tersebut, maka FASB dan IASB bekerja sama untuk megembangkan standar akuntansi yang dapat dipadukan secara bersama-sama tanpa banyak kesulitan.

Manfaat Konvergensi Akuntansi Internasional secara umum adalah:

1.      Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).

2.      Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

3.      Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.

4.      Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

5.      Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.

Dampak penerapan Standar Akuntansi Internasionnal di Indonesia dalam bisinis :

1.      Akses ke pendanaan Internasional  akan lebih terbuka karena laporan keuangan mudah untuk dikomunikasikan ke investor global.

2.      Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilaiwajar.

3.      Kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif.

4.      Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet approach dan fair value

5.      Principle-based standards mungkkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning manajement)

6.      Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.

Beberapa kendala dalam adopsi standar akuntansi internasional :

1.       Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya

2.      IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.

3.      Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.

4.      Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.

5.      Support pemerintah terhadap isu konvergensi.

Demikian review Sejarah Perkembangan Akuntansi Internasional ini saya tulis pada tanggal 29/05/2014. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

 

Daftar Pustaka :

http://dwiiastuti.blogspot.com/2012/04/sejarah-akuntansi-internasional.html

http://kafe-ilmu.blogspot.com/2010/03/double-entry-accounting.html

Muchlis,Saiful,2011.” HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN DAMPAK PENERAPAN DARI ADOPSI PENUH IFRS TERHADAP PSAK”,Jurnal ASSETS Vol. 1, No. 2.

Sofyan Syafri Harahap. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

AI : Sejarah Perkembangan Akuntansi Internasional (Tugas 3 / Due : 090614)

 

Nama   : SONNU IZQI

NPM   : 26210649

Kelas   : 4EB17

Sejarah akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan menggunakan catatan. Zaman dahulu, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana yaitu dicatat pada batu, kulit kayu dsb. Catatan tertua ditemukan di Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga ditemukan di Mesir dan Yunani kuno. Namun pencatatan tersebut belum dilakukan dengan sistematis dan tidak lengkap.

Sejarah membuktikan bahwa Mesir kuno memiliki sejarah akuntansi paling panjang. Ribuan bukti catatan akuntansi dalam kulit kayu (papyri) ditemukan di Mesir lima belas abad yang lalu. Tahun 3200 SM telah dikenal dua macam teknik akuntansi secara simultan yaitu koin dan token. Pemerintah Yunani dan Romawi melakukan pencatatan dengan mencantumkan saldo awal, penerimaan, pembayaran dan saldo akhir.

Praktik akuntansi di Arab ditemukan melalui pencatatan dengan system tata buku berpasangan yang kemudian menjadi dasar akuntansi modern. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan ilmu aritmatika (yang dikembangkan dari persamaan aljabar oleh Al-Jabr) dan penemuan angka nol oleh Al Khawarizmi (logaritma) pada abad ke 9 M. Aljabar atau algebra menjadi dasar persamaan akuntansi. Dari sisi budaya, bangsa Arab telah memiliki administrasi yang cukup maju. Praktik pembukuan telah menggunakan buku besar umum, jurnal umum, buku kas, laporan periodeik dan penutupan buku.

Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul Summa d’ Arithmetica, Geometria, Proportioni et proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya.

Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”

Terlepas dari siapa orang yang pertama kali menemukan double entry bookkeeping system, perkembangan akuntansi semakin pesat. Hal ini sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat ekonomi. Setiap negara mempunyai standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain, karena berbagai faktor: kondisi ekonomi, ideologi ekonomi yang dianut, kondisi politik dan sosial di setiap negara, ttransaksi antar negara, dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi secara internasional. Muncullah organisasi International Accounting Standard Board (IASB) yang mengeluarkan International Financial Reporting Standard (IFRS), dijadikan sebagai pedoman penyajian laporan keuangan di berbagai negara.

Manfaat Konvergensi Akuntansi Internasional secara umum adalah:

1.      Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).

2.      Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

3.      Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.

4.      Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

5.      Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.

 

Dampak penerapan Standar Akuntansi Internasionnal di Indonesia dalam bisinis :

1.      Akses ke pendanaan Internasional  akan lebih terbuka karena laporan keuangan mudah untuk dikomunikasikan ke investor global.

2.      Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilaiwajar.

3.      Kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif.

4.      Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet approach dan fair value

5.      Principle-based standards mungkkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning manajement)

6.      Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.

 

Beberapa kendala dalam adopsi standar akuntansi internasional :

1.       Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya

2.      IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.

3.      Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.

4.      Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.

5.      Support pemerintah terhadap isu konvergensi.

 

Daftar Pustaka :

http://dwiiastuti.blogspot.com/2012/04/sejarah-akuntansi-internasional.html

http://kafe-ilmu.blogspot.com/2010/03/double-entry-accounting.html

Muchlis,Saiful,2011.” HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN DAMPAK PENERAPAN DARI ADOPSI PENUH IFRS TERHADAP PSAK”,Jurnal ASSETS Vol. 1, No. 2.

Sofyan Syafri Harahap. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

 

 

Sabtu, 03 Mei 2014

AI : Tugas tambahan_ Adopsi Pola PSAK di Indonesia



NAMA            : SONNU IZQI
NPM               : 26210649
KELAS           : 4EB17


     1.  Adopsi pola PSAK di Indonesia

1.a Pembahasan
1.a.1 Pemahaman PSAK
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi. Penyusunan PSAK melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).  Dengan kata lain, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal yang ada hubungannya dengan akuntansi.

1.a.2 Pemahaman Standarisasi
Standarisasi adalah penetapan aturan yang kaku, sempit dalam segala situasi. Perbedaan yang terjadi diantara negara-negara tidak diakomodasi dalam standarisasi. Akibatnya, hal tersebut sulit diimplementasikan secara internasional.

1.a.3 Pemahaman Harmonisasi
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standart harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.

1.a.4 Pemahaman Konvergensi
Konvergensi merupakan keadaan menuju satu titik pertemuan. Konvergensi IFRS ke PSAK adalah proses penyatuan atau penyelarasan antara IFRS dan PSAK. Menurut Arismunandar (2006, h1), konvergensi merujuk pada dua hal/benda atau lebih bertemu dan bersatu dalam satu titik.
Manfaat Konvergensi IFRS secara umum adalah:
1.      Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
2.      Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
3.      Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.
4.      Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
5.      Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
a.       Reklasifikasi antar kelompok surat berharga (securities) dibatasi cenderung dilarang.
b.      Reklasifikasi dari dan ke FVTPL, DILARANG
c.       Reklasifikasi dari L&R ke AFS, DILARANG
d.      Tidak ada lagi extraordinary items

1.b Ruang Lingkup
Dari review yang saya buat, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan diwajibkan menggunakan standar PSAK. Tak terkecuali dalam laporan keuangan Bank Mandiri Persero Tbk, yang dalam penyusunannya menggunakan pedoman Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Diantaranya  PSAK 10 (Revisi 2010), PSAK 13 (Revisi 2011), PSAK 16 (Revisi 2011), PSAK 24 (Revisi 2010), PSAK 30 (Revisi 2011), PSAK 46 (Revisi 2010), PSAK 50 (Revisi 2010), PSAK 53 (Revisi 2010), PSAK 56 (Revisi 2011), PSAK 61, PSAK 63 yang telah diterapkan secara penuh.

1.c Kesimpulan
    Ada dua stategi adopsi PSAK, Big Bang Strategy dan gradual strategy. Namun adopsi yang digunakan di Indonesia adalah gradual strategy, yaitu adopsi IAS yang dilakukan secara bertahap dan PSAK di Indonesia tidak seratus persen sama dengan IAS.  Karena standar pelaporan keuangan di Indonesia belum mengadopsi IAS secara utuh.

Demikian review Adopsi Pola PSAK di Indonesia ini saya tulis pada tanggal 03/05/2014 . Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Daftar Pustaka :
www.bankmandiri.co.id/

Senin, 14 April 2014

3. Apakah usaha kecil dan menengah (UKM) perlu standarisasi penggunaan IFRS?




NAMA            : SONNU IZQI
NPM               : 26210649
KELAS           : 4EB17


3. a Pembahasan
3.a.1 Pembahasan UKM
Usaha Kecil dan Menengah atau yang sering disingkat UKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara. UKM memiliki peran penting dalam laju perekonomian karena sangat membantu pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru, selain itu melalalui UKM juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga.
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut :
1.      Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2.      Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
3.      Milik Warga Negara Indonesia
4.      Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
5.      Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

3.a.2 Pemahaman IFRS
International Accounting Standards (IAS) atau yang lebih dikenal sebagai International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar akuntansi Internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards / IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
Per 1 Januari 2012 IFRS mulai diberlakukan. Hal ini dilakukan agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal dari komunitas internasional yang sudah lama menganut standar ini. Setelah sebelumnya berkiblat ke Belanda, kemudian Indonesia menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke Amerika Serikat. Namun tahun 2012 beralih ke IFRS hingga saat ini.

3.b Ruang Lingkup
Penggunaan IFRS pada UKM dengan membandingkan kemudahan dan kesulitan dalam penerapannya :
Informasi  akuntansi  sangat  diperlukan  oleh  pihak  manajemen  perusahaan dalam merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi perusahaan. Hal ini dikarenakan informasi akuntansi berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi-transaksi keuangan. Agar dapat dimanfaatkan oleh manager atau pemilik usaha maka harus disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai Standar Akuntansi Keuangan.
Namun pada praktik akuntansi di perusahaan kecil (UKM) terdapat banyak kelemahan. Diantaranya, pendidikan dan overload standar akuntansi  yang  dijadikan pedoman  dalam  penyusunan  pelaporan  keuangan  (William  et.al,  1989;  Knutson dan Henry, 1985; Nair dan Rittenberg, 1983; Wishon, 1985; Murray et al, 1983). Akibatnya, saat ini masih banyak UKM yang belum menyelenggarakan pencatatan atas laporan keuangan usahanya. Hal ini berdampak pada sulitnya mendapat kresit lunak dari lembaga keuangan.
Untuk mengatasi hal tersebut maka Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah membentuk tim kerja untuk menyusun Standar Akuntansi Keuangan bagi Usaha Kecil dan Menengah. Penyusunan ini dengan mengadopsi draf International Financial Reporting for Small Medium Entreprise (IFRS for SMEs) yang telah diterbitkan pada Februari 2007. Adopsi yang dilakukan oleh DSAK-IAI akan lebih fleksibel, karena draf dari IFRS sangat kompleks.
Standar Akuntansi Keuangan untuk UKM sebagai infrastruktur UKM agar layak dari sisi peraturan bank harus berbeda dengan SAK non UKM. Standar inilah yang kita kenal sekarang sebagai SAK ETAP, dimana Usaha Kecil dan Menengah telah dikategorikan sebagai Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

3.c Kesimpulan
IFRS merupakan standar yang diperuntukkan bagi perusahaan skala besar. Sedangkan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) penerapan standar-standar tersebut terlalu mahal, tidak efisien dan juga tidak efektif. Waktu yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan relative lama sehingga memakan biaya yang cukup besar. Selain itu faktor pendidikan dan overload standar akuntansi yang dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan juga menjadi kendala.
Untuk mengatasi hal tersebut, Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah membentuk tim kerja untuk menyusun Standar Akuntansi Keuangan bagi Usaha Kecil dan Menengah. Penyusunan ini dimaksudkan untuk menyederhanakan IFRS yang memang dirancang untuk perusahaan skala besar. Draft UKM telah diterbitkan pada tanggal 15 Februari 2007. Standar ini mengeliminasi lebih dari 85% standar IFRS. Dan mulai diberlakukan tahun 2008.
 
Demikian artikel ini saya tulis pada tanggal 15/04/2014. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian dan juga dapat menjadi bahan acuan atau referensi bagi kalangan UKM maupun mahasiswa yang sedang melakukan penelitian.


Daftar Pustaka :
http://neracamikrosolusi.wordpress.com/2012/06/13/65/

Template by:
Free Blog Templates