Nama : SONNU IZQI
NPM : 26210649
Kelas : 4EB17
Sejarah akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan menggunakan catatan. Zaman dahulu, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana yaitu dicatat pada batu, kulit kayu dsb. Catatan tertua ditemukan di Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga ditemukan di Mesir dan Yunani kuno. Namun pencatatan tersebut belum dilakukan dengan sistematis dan tidak lengkap.
Sejarah membuktikan bahwa Mesir kuno memiliki sejarah akuntansi paling panjang. Ribuan bukti catatan akuntansi dalam kulit kayu (papyri) ditemukan di Mesir lima belas abad yang lalu. Tahun 3200 SM telah dikenal dua macam teknik akuntansi secara simultan yaitu koin dan token. Pemerintah Yunani dan Romawi melakukan pencatatan dengan mencantumkan saldo awal, penerimaan, pembayaran dan saldo akhir.
Praktik akuntansi di Arab ditemukan melalui pencatatan dengan system tata buku berpasangan yang kemudian menjadi dasar akuntansi modern. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan ilmu aritmatika (yang dikembangkan dari persamaan aljabar oleh Al-Jabr) dan penemuan angka nol oleh Al Khawarizmi (logaritma) pada abad ke 9 M. Aljabar atau algebra menjadi dasar persamaan akuntansi. Dari sisi budaya, bangsa Arab telah memiliki administrasi yang cukup maju. Praktik pembukuan telah menggunakan buku besar umum, jurnal umum, buku kas, laporan periodeik dan penutupan buku.
Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul Summa d’ Arithmetica, Geometria, Proportioni et proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya.
Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”
Terlepas dari siapa orang yang pertama kali menemukan double entry bookkeeping system, perkembangan akuntansi semakin pesat. Hal ini sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat ekonomi. Setiap negara mempunyai standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain, karena berbagai faktor: kondisi ekonomi, ideologi ekonomi yang dianut, kondisi politik dan sosial di setiap negara, transaksi antar negara, dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda. Hal ini mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi secara internasional.
Saat ini ada dua standar akuntansi keuangan yang diterima secara internasional, yaitu GAAP Amerika dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional Financial Report Standars (IFRS). IFRS diterbitkan oleh organisasi International Accounting Standard Board (IASB). Perusahaan asing yang terdaftar di bursa saham Amerika di wajibkan untuk menyesuaikan laporan keuangan GAAP Amerika. Sedangkan perusahaan yang terdaftar di pasar modal Eropa diwajibkan menggunakan IFRS. Mengingat pentingnya penggunaan standar akuntansi secara internasional dan untuk mengurangi pembuatan laporan keuangan ganda apabila perusahaan mendaftarkan sahamnya pada kedua benua tersebut, maka FASB dan IASB bekerja sama untuk megembangkan standar akuntansi yang dapat dipadukan secara bersama-sama tanpa banyak kesulitan.
Manfaat Konvergensi Akuntansi Internasional secara umum adalah:
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
2. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.
4. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
Dampak penerapan Standar Akuntansi Internasionnal di Indonesia dalam bisinis :
1. Akses ke pendanaan Internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan mudah untuk dikomunikasikan ke investor global.
2. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilaiwajar.
3. Kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif.
4. Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet approach dan fair value
5. Principle-based standards mungkkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning manajement)
6. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.
Beberapa kendala dalam adopsi standar akuntansi internasional :
1. Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
2. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
3. Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
4. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
5. Support pemerintah terhadap isu konvergensi.
Demikian review Sejarah Perkembangan Akuntansi Internasional ini saya tulis pada tanggal 29/05/2014. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Daftar Pustaka :
http://dwiiastuti.blogspot.com/2012/04/sejarah-akuntansi-internasional.html
http://kafe-ilmu.blogspot.com/2010/03/double-entry-accounting.html
Muchlis,Saiful,2011.” HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN DAMPAK PENERAPAN DARI ADOPSI PENUH IFRS TERHADAP PSAK”,Jurnal ASSETS Vol. 1, No. 2.
Sofyan Syafri Harahap. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada