Apasih
yang terfikir dibenak kita saat mendengar kata gelas? Wadah yang berfungsi
untuk menampung minuman. Yups bener baget. Tapi pernahkah terfikir bahan apakah
yang digunakan untuk membuat gelas. Mungkin kita akan mengira kalau gelas
dibuat dari campuran zat-zat kimia yang sangat khusus dengan cara pembuatan
yang khusus pula. Faktanya, proses pembuiatan gelas sangat sederhana dan
menggunakan bahan-bahan yang biasa.
Gelas dibuat
dengan mencampur (melelehkan bersama) beberapa zat dan mendinginkan sedemikian
sehingga sehingga atom-atomnya tercampur dalam pala yang tidak teratur.
Apa saja
sih bahan-bahan itu?
95% bahan bakuyang terdapat dalam
tanah dapat dipakai untuk pembuatan gelas. Bahan utamanya adalah pasir (silika),
soda batu kapur, boraks, asam boraks, oksida magnesium dan oksida timah hitam.
Lalu siapa
yang pertama kali membuatnya?
Pembbuatan gelas berlangsung
secara alami. Artinya alamlah yang pertama kali menghasilkannya. Sekitar 450.000.000
tahun yang lalu batu cadas yang mencair di pusat bumi dan memaksanya keluar ke
permukaan bumi dan memecah kulit bumi melalui gunung-gunung berapi. Ketika
lahar yang mengandung silika membeku
dengan cepat terbentuklah gelas yang kerasnya seperti batu. Gelas vulkanis ini
disebut obsidian.
Pembuatan
gelas telah berlangsung sejak zaman sahulu kala. Lebih dari 5000 tahun orang
mesir telah mengetahui cara membuat gelas berwarna yang digunakan untuk
melapisi batu dan barang-barang tembikar. Kadang-kadang juga dibuat untuk
dijadikan manik-manik.
Zaman kerajaan
Romawi (sekitar abad pertama SM hingga abad 5 M) adalah salah satu masa
kejayaan dalam sejarah pembuatan gelas. Ketika itu banyak orang yang belajar
bagaimana cara meniup gelas. Tak heran bila berbagai macam barang dari gelas dengan
berbagai ukuran ditemukan.
Seiring dengan
berjalannya waktu, tingkat kreativitas manusia dan teknologi yang semakin canggih,
perkembangan pembuatan gelas pun semakin lebih modern. Gelas-gelas cantik
dengan berbagai bentuk dan ukuran dapat dengan mudah kita temui dari mulai pasar
tradisional hingga pasar swalayan.
0 komentar:
Posting Komentar